Rabu, 11 Oktober 2017

Motivasi

Saat kita melakukan kemaksiatan sebenarnya kita sedang mempersiapkan penderitaan.
.

Saat kita meninggalkan amal shaleh saat itu kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi hidup kita.
.
Allah mencintai kita dengan dua hal, dalam laranganNya ada keburukan yang dijauhkan dari kita, dalam perintahNya ada kebaikan yang diberikan pada kita.
.
Tinggalkan lah semua dosa sekuat tenaga..
.
Engkau bisa semangat dalam bekerja maka engkau pun sebenarnya bisa semangat dalam menjauhi dosa.
.
Jagalah diri kita dari jam ke jam..

.
Tinggalkan dosa yang disengaja..Yang kecil dan yang besar..
.
itulah Takwa...
.
Bersikaplah seperti orang yang berjalan diatas tanah berduri...
.
Niscaya dia akan mewaspadai apa yang akan dilaluinya..
.
Jangan sekali-kali meremehkan dosa kecil...
.
Karena sesungguhnya gunung pun berasal dari tumpukan kerikil..

Sbuah motivasi

_Seorang lelaki berjalan TAK TENTU ARAH dengan RASA PUTUS ASA._
Kondisi keuangan morat-marit.
Saat menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk sesuatu.

Ia membungkuk dan menggerutu kecewa. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok". Meskipun begitu ia membawa koin itu ke bank. "Sebaiknya koin ini dibawa ke kolektor uang kuno", kata teller itu memberi saran.
Lelaki itu membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, koinnya dihargai Rp.500 ribu.

Lelaki itu begitu senang.
Saat lewat toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu obral. Dia pun membeli kayu seharga Rp. 500 ribu untuk membuat rak buat istrinya.
Dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati tempat pengerajin mebel.
Mata pemilik bengkel mebel sudah terlatih melihat kayu bermutu yang dipanggul lelaki itu.
Dia menawarkan lemari Rp. 2 juta untuk menukar kayu itu.
Setelah setuju, dia meminjam gerobak untuk membawa pulang lemari itu.

Dalam perjalanan lelaki tersebut melewati perumahan.
Seorang wanita melihat lemari yang indah itu dan menawarnya Rp. 10 juta. Dia ragu-ragu.
Si wanita pun menaikkan tawarannya menjadi Rp. 12 juta. Lelaki itupun setuju.

Saat sampai di pintu desa, dia ingin memastikan uangnya.
Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai Rp. 12 juta.

Tiba-tiba seorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istrinya kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan bertanya, "Apa yang terjadi?"
"Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil perampok tadi?" Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh bukan apa-apa.
Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi". Bila kita sadar, kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Menderita karena melekat. Bahagia karena melepas.

Karena demikian lah hakikat sejatinya kehidupan, apa yang sebenarnya yang kita punya dalam hidup ini?
Rumah ku, harta ku, istri ku, suami ku, anak ku, semuanya bukan milik ku.
Kita lahir tidak membawa apa-apa, meninggal pun sendiri, tidak bawa apa-apa dan tidak ngajak siapa-siapa. Hanya membawa amal.

Minggu, 15 Mei 2016

Sholat tpt waktu

Ternyata Hidupku Cerminan dari Shalatku

Barangsiapa terbiasa menunda sholat, maka ia harus siap tertunda dalam segala urusan kehidupannya: nikah, pekerjaan, keturunan, kesehatan, kemapanan, petunjuk dan lain-lain.
Hasan al-Bashri berkata:

ﺃَﻱُّ ﺷَﻲْﺀٍ ﻳَﻌِﺰُّ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣِﻦْ ﺩِﻳﻨِﻚَ ﺇِﺫَﺍ ﻫَﺎﻧَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺻَﻠَﺎﺗُﻚَ ﻭَﺃَﻧﺖ ﺃﻭﻝ ﻣَﺎ ﺗﺴْﺄَﻝ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻳَﻮْﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔ
Apa yang berharga dari agamamu jika
sholatmu saja tidak berharga bagimu? Padahal pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepadamu pada hari kiamat adalah tentang sholat.
Seperti apa kamu mampu memperbaiki sholatmu, seperti itulah kamu akan mampu memperbaiki hidupmu.

Tidakkah kamu tahu bahwa sholat itu bergandengan dengan kesuksesan?
Hayya ‘alas sholah… hayya ‘alal falaah…” artinya “Marilah melakukan sholat, marilah meraih kesuksesan
Bagaimana mungkin kamu minta kesuksesan kepada Allah, sedangkan kamu tidak menunaikan hakNya?

ﺍﺳﺘﻐﻔﺮﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang mendirikan sholat tepat pada waktunya

Jumat, 17 April 2015

Jalan sukses

Saya
benci
risiko.
Namun
saya
ingin
berhasil.

Jadi saran saya ikuti saja rencananya,
resepnya, formulanya. Begitulah berbisnis.

Lalu timbul
pertanyaan,

Kenapa banyak orang yang begitu cepat
menutup usahanya ?
Mungkin jawabannya cukup sederhana yaitu
mereka tidak mengikuti resep yang sudah
ada.

Sepertinya mereka membakar roti dengan
cara mencoba-coba resep sendiri,
padahal
resep roti bakar itu sudah ada, sederhana
dan mudah, walaupun resep itu memang
sudah membosankan.

Sebuah gagasan

Kawan
Lama
Dan Kawan Baru.
Terima kasih Anda sudah datang
berkunjung kembali ke blog Ku.

Diantara Anda mungkin ingin mengubah
cara mendapat penghasilan, dan mungkin
juga beberapa dari Anda merasa bahagia
untuk tetap seperti sekarang.

Memang Kita semua berbeda.
Namun ketika
kita menjadi semakin tua dan mendapat
banyak pengalaman yang berbeda.

Mungkin saja minat Kita bisa berubah.
Semoga setelah membaca blog ini, kami
bisa menawarkan gagasan untuk
menggapai cita-cita Anda.

Jika Anda seorang yang suka perubahan,
langkah Anda akan menjadi lebih cepat.

Bisnis itu enak

Bisnis Itu Tidak
Berisiko Yang
Berisiko Itu Anda.
Banyak orang
selalu
beranggapan
bahwa untuk memulai usaha mandiri itu
sesuatu yang riskan, wirausaha itu sesuatu
yang penuh resiko, dunia bisnis itu kejam.
Akibatnya karena takut dengan resiko,
banyak orang menjadi kesulitan untuk bisa
memulai usaha. Itulah sebabnya jika kita
mendapatkan informasi dari orang yang
salah. Ibarat orang buta dituntun oleh
orang buta. Bisnis itu tidak berisiko, yang
berisiko itu Anda ...

Anda dan customer

Ingat,
Yang Memilih
Produk Itu Bukan
Anda Tapi
Pembeli.
Bagaimana Pembeli Melihat
Suatu Produk :
Parfum, normalnya adalah suatu cairan
beraroma harum. Jika seorang wanita
membeli parfum, yang dibeli bukan hanya
sekedar cairan beraroma.
Tapi yang dicari untuk dibeli adalah
bagaimana citra dari parfum tersebut,
bagaimana janjinya, keharumannya, nama
dan kemasannya, perusahaan yang
membuatnya, toko yang menjualnya.
Semuanya menjadi bagian dari produk
parfum secara keseluruhan. Begitulah
konsumen melihat suatu produk. (Apa yang
dikatakan oleh Philip Kotler dan Gary
Armstrong.)